Jejak Sejarah Masakan India Kuno
Pengaruh Peradaban Lembah Indus
Masakan India memiliki akar yang sangat dalam dalam sejarahnya, salah satunya berasal dari peradaban Lembah Sungai Indus yang berkembang sekitar 2500 SM. Peradaban ini menunjukkan bukti arkeologis tentang penggunaan biji-bijian seperti gandum dan barley, serta kacang-kacangan, sayuran, dan berbagai jenis rempah. Mereka juga telah mengenal metode memasak seperti memanggang dan merebus. Meskipun belum ditemukan resep tertulis dari era ini, bukti dari alat masak dan sisa makanan di situs Mohenjo-daro menunjukkan masyarakat sudah terbiasa dengan teknik kuliner dasar dan mengonsumsi makanan secara teratur dalam konteks budaya.
Veda dan Pengaruh Agama Hindu
Masakan India kuno juga tidak bisa dilepaskan dari ajaran Veda, kitab suci agama Hindu yang berasal dari sekitar 1500 SM. Dalam Veda, makanan dikaitkan erat dengan prinsip dharma dan kesehatan tubuh. Konsep makanan sattvik (murni), rajasik (aktif), dan tamasik (lethargik) sudah dikenali sejak masa ini. Makanan sattvik dianggap sebagai pilihan terbaik untuk pertumbuhan spiritual, dan terdiri dari bahan nabati yang segar dan alami. Hal ini kemudian sangat memengaruhi pola makan masyarakat Hindu, termasuk dominasi masakan vegetarian di beberapa wilayah India.
Pengaruh Ayurveda dalam Pola Makan
Ayurveda, sistem pengobatan kuno India yang berkembang sekitar 500 SM, juga memainkan peran penting dalam pembentukan sejarah masakan India. Dalam Ayurveda, makanan bukan hanya sebagai sumber energi, tetapi juga sebagai obat. Setiap bahan makanan diklasifikasikan berdasarkan rasa (rasa), efek setelah pencernaan (vipaka), dan dampaknya terhadap tiga dosha (vata, pitta, kapha). Maka dari itu, masakan India kuno dikembangkan untuk menyeimbangkan energi dalam tubuh, bukan hanya menyenangkan lidah. Rempah seperti kunyit, jahe, kapulaga, dan lada sudah digunakan secara luas, tidak hanya sebagai penyedap, tetapi juga sebagai obat alami.
Pengaruh Budaya Budha dan Jain
Sekitar abad ke-6 SM, lahir ajaran Buddha dan Jainisme yang kemudian memberi pengaruh besar terhadap kebiasaan makan masyarakat India. Kedua ajaran ini menekankan pentingnya ahimsa atau prinsip tanpa kekerasan, termasuk tidak menyakiti hewan. Ini menyebabkan semakin berkembangnya masakan vegetarian di India. Banyak hidangan berbasis sayur dan biji-bijian mulai bermunculan, seperti dal (kacang-kacangan yang dimasak), khichdi (campuran nasi dan lentil), dan berbagai kari berbahan dasar nabati.
Pengaruh Dinasti Maurya dan Gupta
Pada masa Dinasti Maurya (322–185 SM) dan Gupta (sekitar 320–550 M), India mengalami kemajuan pesat dalam perdagangan dan pertukaran budaya. Hal ini memperkaya masakan India melalui kontak dengan bangsa lain, termasuk Tiongkok dan Timur Tengah. Garam batu, lada hitam, kayu manis, dan asam jawa menjadi bagian penting dari dapur India. Metode fermentasi dan pengawetan makanan juga berkembang, terlihat dari penggunaan yogurt, acar (achar), dan makanan hasil fermentasi seperti dosa.
Perkembangan Hidangan Ikonik
Beberapa hidangan yang kini menjadi ikon masakan India juga berakar dari zaman kuno. Contohnya, roti pipih seperti chapati dan puri sudah dikenal ribuan tahun lalu. Penggunaan ghee (mentega yang dimurnikan) sebagai bahan utama juga berasal dari zaman Veda. Ghee dianggap suci dan digunakan dalam banyak ritual keagamaan, selain menjadi bahan utama dalam berbagai makanan manis dan gurih. Kari, meskipun istilahnya baru dikenal oleh penjajah Eropa, sebenarnya sudah ada sejak lama dalam berbagai bentuk, seperti saag, dal, dan sabzi, dengan basis bumbu yang kompleks.
Masakan India dalam Teks-Teks Kuno
Beberapa naskah kuno mencatat kebiasaan makan masyarakat India kuno. Manusmriti dan Mahabharata menyebutkan jenis makanan yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi, serta ritual makan bersama keluarga dan upacara. Dalam kitab Charaka Samhita dan Sushruta Samhita yang menjadi dasar ilmu Ayurveda, terdapat penjelasan detail tentang makanan berdasarkan musim, usia, dan kondisi tubuh. Ini menunjukkan bahwa sejak awal, makanan diperlakukan secara ilmiah dan spiritual di India.
Peran Rempah dalam Perdagangan Dunia
India dikenal sebagai tanah rempah-rempah sejak masa kuno. Bahkan, bangsa-bangsa seperti Romawi, Arab, dan Tiongkok telah berdagang dengan India demi mendapatkan cengkeh, kayu manis, lada hitam, dan kunyit. Jalur perdagangan rempah dari India menyebar ke seluruh Asia dan akhirnya ke Eropa. Perdagangan ini menjadikan masakan India tidak hanya dikenal luas, tetapi juga memengaruhi dapur negara-negara lain. Kekayaan rempah inilah yang kemudian membuat bangsa-bangsa asing, termasuk Portugis dan Inggris, tertarik untuk menjajah India.
Kesimpulan Jejak Sejarah Kuliner India Kuno
Sejarah masakan India kuno adalah kombinasi antara spiritualitas, kesehatan, dan kekayaan rempah. Dari masa peradaban Lembah Indus hingga pengaruh ajaran Buddha, Hindu, dan Jain, masakan India dibentuk oleh nilai-nilai luhur dan interaksi budaya. Teknik memasak tradisional, pilihan bahan yang sehat, dan pendekatan holistik terhadap makanan menjadikan kuliner India sebagai salah satu warisan dunia yang luar biasa. Bahkan hingga hari ini, masakan India terus berkembang sambil mempertahankan akarnya yang kuat dalam sejarah kuno.
Baca Juga: Peran keluarga dalam perawatan lansia