Evolusi Masakan India dari Kerajaan

Evolusi Masakan India dari Kerajaan

Masa Kerajaan Maurya dan Gaya Hidup Istana
Kerajaan Maurya (322–185 SM) merupakan salah satu kekaisaran besar pertama yang menyatukan wilayah luas di India. Masa pemerintahan ini menyajikan berbagai perubahan sosial dan budaya, termasuk dalam hal kuliner. Di istana, makanan bukan hanya menjadi kebutuhan tetapi simbol kemakmuran. Dapur kerajaan dikenal dengan makanan vegetarian, mencerminkan ajaran Jain dan Buddha yang kuat pada masa itu. Makanan seperti lentil, nasi, dan sayuran dimasak dengan ghee dan bumbu alami. Menu makanan istana juga disesuaikan dengan prinsip Ayurveda dan musim.

Zaman Gupta dan Keanekaragaman Bahan Pangan
Zaman Gupta (sekitar 320–550 M) dikenal sebagai masa keemasan India dalam ilmu pengetahuan dan seni. Termasuk juga dalam seni kuliner. Selama masa ini, pertanian semakin berkembang dan menghasilkan berbagai produk baru seperti tebu, pisang, delima, dan kacang-kacangan. Selain itu, terjadi perluasan penggunaan rempah seperti kapulaga, cengkeh, dan kayu manis. Masakan pada masa ini menjadi lebih kaya rasa. Kelas elit menikmati makanan berlapis rasa dan menggunakan metode memasak rumit seperti memanggang, mengukus, dan menggoreng.

Pengaruh Dinasti Islam: Delhi Sultanate dan Mughal
Ketika kekuasaan berpindah ke tangan penguasa Muslim, seperti Kesultanan Delhi (1206–1526) dan Kekaisaran Mughal (1526–1857), masakan India mengalami transformasi besar. Dari Timur Tengah dan Persia, datanglah teknik memasak baru dan bahan-bahan seperti saffron, almond, pistachio, dan daging kambing. Teknik seperti dum (memasak lambat dalam uap), kebab, biryani, dan korma menjadi bagian dari kuliner India. Makanan tidak lagi hanya sekadar kebutuhan, tapi juga ekspresi seni tinggi.

Di istana Mughal, dapur istana disebut sebagai “bawarchi khana” dan dipimpin oleh juru masak yang ahli. Mereka menciptakan hidangan seperti biryani, rogan josh, shahi tukda, dan berbagai jenis kari berbasis kacang dan susu. Kombinasi rasa manis, gurih, dan pedas menjadi ciri khas masakan era ini. Roti dan nasi menjadi dua karbohidrat utama yang disajikan bersama lauk yang kaya bumbu.

Masakan India Selatan dan Pengaruh Lokal
Di selatan India, kerajaan seperti Chola dan Vijayanagara juga memiliki warisan kuliner yang kuat. Masakan mereka didominasi oleh kelapa, asam jawa, biji sawi, dan daun kari. Hidangan seperti dosa, sambar, rasam, dan idli berasal dari masa ini. Para raja di selatan juga mendukung kegiatan pertanian dan perdagangan rempah yang besar, yang memperkaya dapur lokal dengan bahan berkualitas tinggi.

Masakan di istana-istana selatan cenderung berbasis vegetarian, namun beberapa kerajaan yang lebih terbuka terhadap pengaruh luar juga menyajikan hidangan daging dan ikan. Sistem pelayanan makanan di istana kerajaan disusun secara struktural, bahkan ritual makan raja dilakukan dengan penuh simbolisme.

Zaman Kolonial dan Adaptasi Kuliner
Kedatangan bangsa Eropa seperti Portugis, Belanda, dan Inggris membawa pengaruh besar pada masakan India. Portugis memperkenalkan cabai merah, tomat, dan kentang—bahan yang kini sangat identik dengan masakan India. Di wilayah Goa, terjadi perpaduan antara masakan lokal dengan masakan Portugis. Misalnya, munculnya hidangan seperti vindaloo dan balchão.

Sementara itu, pengaruh Inggris melahirkan hidangan-hidangan baru seperti mulligatawny soup dan kedgeree. Pada saat yang sama, masakan India juga mulai beradaptasi dengan bahan-bahan baru yang masuk lewat perdagangan global. Rakyat mulai mencoba kombinasi bahan lokal dengan cara masak asing, menjadikan masakan India semakin bervariasi.

Peran Kasta dan Ritual Makan
Dalam sistem kerajaan India, kasta turut memengaruhi jenis makanan yang dikonsumsi. Brahmana, sebagai kasta tertinggi, umumnya hanya makan makanan sattvik dan vegetarian. Ksatria yang bertugas sebagai prajurit lebih banyak mengonsumsi daging untuk tenaga. Dalam banyak kerajaan, ritual makan diatur ketat, termasuk waktu makan, posisi duduk, dan peran pelayan dapur.

Makanan istana juga digunakan sebagai alat diplomasi. Para raja sering kali mengadakan jamuan megah untuk menjalin hubungan dengan kerajaan lain atau sebagai bentuk penghormatan pada tamu. Dalam jamuan tersebut, disajikan hidangan-hidangan eksklusif dengan penyajian artistik yang menggambarkan kemegahan kekuasaan.

Tradisi Kuliner Kerajaan yang Bertahan
Hingga kini, warisan masakan kerajaan masih dapat ditemui di berbagai penjuru India. Masakan Awadhi dari Lucknow, masakan Hyderabadi, dan masakan Rajput dari Rajasthan masih mempertahankan cita rasa khas istana. Banyak hotel mewah dan rumah makan tradisional menghadirkan kembali masakan-masakan istana yang dulu hanya dinikmati keluarga kerajaan. Mereka menggunakan metode memasak kuno seperti dum pukht, dengan penyajian yang tetap mewah.

Pewaris keluarga bangsawan yang masih eksis juga berkontribusi melestarikan resep-resep kuno yang diwariskan turun temurun. Dalam beberapa kasus, buku resep kuno dari dapur istana berhasil didokumentasikan dan menjadi rujukan kuliner modern.

Kesimpulan Evolusi Masakan dari Kerajaan
Perjalanan masakan India dari masa kerajaan mencerminkan sejarah panjang perpaduan budaya, agama, dan politik. Setiap dinasti membawa inovasi tersendiri dalam seni memasak, dari vegetarian suci masa Veda hingga biryani mewah dari dapur Mughal. Interaksi dengan dunia luar, baik lewat perdagangan maupun kolonialisme, membuat masakan India semakin kompleks dan mendalam. Hingga hari ini, aroma sejarah tersebut masih terasa dalam setiap sajian khas India yang kita kenal.

Baca Juga: Peran keluarga dalam perawatan lansia

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *